This will pay you dollars just by visit websites..it is callled PTC

LinkGrand.com

Kamis, 27 Mei 2010

Kondisi-Kondisi Atmosferik


Faktor-faktor Manusiawi dalam Desain Lingkungan Kerja

A. Regulasi panas tubuh terhadap kerja

Keteraturan panas dalam tubuh manusia meliputi: temperature badan, pengendalian proses panas, transportasi panas oleh aliran darah, gerakan otot yang cepat, pertukaran panas.

1. Temperature panas

Temperature tubuh manusia selalu konstan. Hal tersebut merupakan prasyarat untuk fungsi normal dari fungsi vital yang paling penting, seperti pada bagian dalam otak, jantung dan di dalam perut yang berfluktuasi sekitar 37 derajat celcius atau disebut core temperature. Sebaliknya di dalam otot, tangan, kaki, di seluruh bagian kulit disebut shell temperature.

Grandjean (1986), mengatakan jika temperature sekeliling dingin maka aka nada perbedaan temperature yang menyolok pada bagian kulit dari dalam ke arah luar. Sebagai contoh jika suhu udara dingin maka suhu permukaan kulit menurun menjadi 35 derajat celcius, tetapi jika suhu masih hangat maka suhu masih berada sekitar 35-36 derajat celcius yang hanya berada sekitar beberapa millimeter di bawah kulit.

2. Pengendalian proses panas

Pusat panas terletak pada bagian otak yang mengatur aliran darah melalui pembuluh kulit seperti keluarnya keringat. Jika suhu dalam tubuh meningkat menjadi lebih panas, maka pusat pengendali panas akan mengirim impulse untuk menjaga agar temperature inti tetap konstan dengan mengatur sirkulasi panas dan panas kemudian akan hilang melalui keringat yang keluar. Mekanisme antara kedua hal tersebut akan mengatur keseimbangan panas dalam tubuh tergantung dari kondisi luar dan dalam tubuh.

3. Transportasi panas oleh aliran darah

Dalam hal ini darah memindahkan panas dari bagian dalam tubuh ke daerah permukaan kulit yang lebih dulu didinginkan oleh temperature di luar tubuh. Sebaliknya jika bagian luar tubuh telah panas maka panas akan dipindahkan ke bagian dalam tubuh yang lain. Kunci dari mekanisme ini adalah dari pengendalian sirkulasi darah di dalam kulit.

4. Gerakan otot

Peningkatan ini ditandai oleh meningkatnya metabolisme panas pada otot dan organ lain. Perwujudannya ditandai dengan gerakan otot yang cepat seperti ketika kita sedang berlari, berolah raga, atau beraktivitas dari pagi hingga sore tanpa henti.

5. Pertukaran panas

Tubuh manusia senantiasa merubah energy kimia menjadi energy mekanis dan panas. Tubuh menggunakan panas ini untuk menjaga suhu tetap pada temperature yang konstan.

Dari semua keteraturan panas dalam tubuh kita, hal tersebut mempengaruhi cara kita bekerja selanjutnya. Suhu panas dalam tubuh jika normal dan konstan akan membuat kita tetap bekerja secara maximal dan stabil. Tetapi jika suhu tubuh menurun atau meningkat drastis maka kinerja kita terganggu, seperti jika kita kepanasan atau kedinginan maka yang terjadi pada pekerjaan kita adalah menjadi terhambat. Kita akan berkali-kali minum atau kipas-kipas untuk menyejukkan suhu tubuh kita sendiri, dan jika kedinginan kita akan merasakan kaku pada beberapa bagian otot membuat kita tak secepat seharusnya dalam mengerjakan sesuatu.

B. Efek pengaruh suhu thd kerja

Kenyamanan suhu (Thermal Comfort) meliputi dasar fisiologis suatu kenyamanan, efek sampingan dari suatu ketidaknyamanan, daerah temperature secara fisiologis, rentang temperature yang nyaman, empat factor klimatik dan kenyaman.

1. Dasar fisiologis suatu kenyaman

Internal climate suatu ruangan selama masih dalam batas kenyaman maka tidak aka nada masalah, namun jika sudah di luar batas kenyamanan maka menjadi suatu gangguan bahkan menimbulkan efek psikologis ataupun salah satu nyeri fisiologis tergantung pada level pertukaran panasnya. Sebagai contoh manusia akan menggunakan pakaian sebagaimana dia dapat memodifikasi lingkungannya dengan menggunakan bantuan teknologi untuk mendapatkan kenyaman (merestorasi/membangun kembali suatu proses pertukaran panas yang benar) tersebut.

2. Efek samping dari suatu ketidaknyamanan

Ketidaknyamanan akan mengakibatkan perubahan fungsional pada organ yang bersesuaian pada tubuh manusia. Menurut Grandjean (1986), kondisi panas yang berlebih di sekeliling mengakibatkan rasa letih, kantuk, mengurangi kestabilan dan meningkatkan jumlah angka kesalahan kerja. Hal ini akanmenurunkan daya kerasi tubuh manusia untukmenghasilkan panas dengan jumlah yang lebih sedikit.

Sebaliknya, kondisi dingin yang berlbihan mengakibatkan rasa malas untuk beristirahat yang mana akan mengurangi kewaspadaan dan konsentrasi, terutama berhubungan dengan pekerjaan yang menuntut kesiapan mental.

3. Rentang temperature yang nyaman

Menurut Grandjean (1986), manusia akan merasakan kenyamanan hanya ketika system keteraturan vasomotor (rentang pertukaran panas yang menyatakan kondisi tubuh dalam kesetimbangan) tidak terlalu banyak terbebani, yaitu ketika fluktuasi sirkulasi darah kea rah kulit tidak lebih dari fluktuasi yang normal.

Rentang temperature yang membuat manusia nyaman sangat bervariasi tergantung dari jenis pakaian yang dipakainya dan dari aktivitas yang telah dilakukan.

4. Empat factor klimatik dan kenyamanan

Kesan manusia tentang kenyamanan menurut Grandjean dipengaruhi 4 faktor yang menentukan pertukaran panas, yaitu :

a. Temperature udara

b. Temperature permukaan dinding yang berdekatan

c. Kelembaban udara

d. Aliran udara

C. Efek pencemaran udara thd kerja

Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti.

Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global.

Pencemaran udara selain membawa ketidaknyamanan, akan membawa pengaruh buruk bagi kesehatan tubuh. Terganggunya pernapasan dan konsentrasi kita terhadap aktivitas. Dalam melaksanakan ekerjaan, manusia membutuhkan suasana dan udara yang menyegarkan agar pikiran bisa lebih rileks dan siap menghadapi setumpuk kerjaan yang harus kita lakukan. Dengan terjadinya pencemaran udara akan mengurangi hari kerja aktif.

D. Efek tekanan udara dan O2 thd kerja

Jumlah oksigen yang diambil melalui udara pernapasan tergantung pada kebutuhan dan hal tersebut biasanya dipengaruhi oleh jenis pekerjaan, ukuran tubuh, serta jumlah maupun jenis bahan makanan yang dimakan.

Pekerja-pekerja berat termasuk atlit lebih banyak membutuhkan oksigen dibanding pekerja ringan. Demikian juga seseorang yang memiliki ukuran tubuh lebih besar dengan sendirinya membutuhkan oksigen lebih banyak.

Seseorang yang beraktivitas membutuhkan kadar o2 dan tekanan udara yang berada dalam batas normal dan mencukupi bagi tubuhnya untuk tetap bekerja secara maximal. Peranan udara di sekitar manusia dalam melakukan aktivitasnya sangat berpengaruh pada respon dindividu karena udara mempengaruhi kinerja otak dimana otak sebagai pusat syaraf, sehingga selanjutnya mempengaruhi kinerja manusia terhadap pekerjaannya.

Referensi :

· Nurmianto, eko. 2008.ergonomi, konsep dasar dan aplikasinya. Surabaya:Guna Widya

· http://free.vlsm.org/v12/sponsor/SponsorPendamping/Praweda/Biologi/0079%20 Bio%202-8f.htm

· http://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_udara


Tidak ada komentar:

Posting Komentar