This will pay you dollars just by visit websites..it is callled PTC

LinkGrand.com

Kamis, 27 Mei 2010

Kondisi tanpa bobot dan gejala gravitasional lain

Kondisi tanpa bobot dan gejala gravitasional lain

1. Pengertian kondisi & gejala – gejala gravitasional

Menurut Stewart and Stewart, 1983 Kondisi Kerja adalah kondisi kerja sebagai serangkaian kondisi atau keadaan lingkungan kerja dari suatu perusahaan yang menjadi tempat bekerja dari para karyawan yang bekerja didalam lingkungan tersebut. Yang dimaksud disini adalah kondisi kerja yang baik yaitu nyaman dan mendukung pekerja untuk dapat menjalankan aktivitasnya dengan baik. Meliputi segala sesuatu yang ada di lingkungan karyawan yang dapat mempengaruhi kinerja, serta keselamatan dan keamanan kerja, temperatur, kelambapan, ventilasi, penerangan, kebersihan dan lain–lain.
Menurut Newstrom berarti bahwa kondisi kerja berhubungan dengan penjadwalan dari pekerjaan, lamanya bekerja dalam hari dan dalam waktu sehari atau malam selama orang-orang bekerja. Oleh sebab itu kondisi kerja yang terdiri dari faktor-faktor seperti kondisi fisik, kondisi psikologis, dan kondisi sementara dari lingkungan kerja, harus diperhatikan agar para pekerja dapat merasa nyaman dalam bekerja sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja.


Jenis Kondisi tanpa bobot kerja :


Kondisi Fisik dari lingkungan kerja

Kondisi fisik dari lingkungan kerja di sekitar karyawan sangat perlu diperhatikan oleh pihak badan usaha, sebab hal tersebut merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh untuk menjamin agar karuyawan dapat melaksanakan tugas tanpa mengalami gangguan. Memperhatikan kondisi fisik dari lingkungan kerja karyawan dalam hal ini berarti berusaha menciptakan kondisi lingkungan kerja yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan para karyawan sebagai pelaksanan kerja pada tempat kerja tersebut.
Kondisi fisik dari lingkungan kerja menurut Newstrom berarti bahwa faktor yang lebih nyata dari faktor-faktor yang lainnya dapat mempengaruhi perilaku para pekerja adalah kondisi fisik, dimana yang termasuk didalamnya adalah tingkat pencahayaan, suhu udara, tingkat kebisingan, jumlah dan macam-macam radiasi udara yang berasal dari zat kimia dan polusi-polusi, ciri-cii estetis seperti warna dinding dan lantai dan tingkat ada (atau tidaknya) seni didalam bekerja, musik, tumbuh-tumbuhan atau hal-hal yang menghiasi tempat kerja.

Menurut Handoko (1995), lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan yang terdapat di sekitar tempat kerja, yang meliputi temperatur, kelembaban udara, sirkulasi juadara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, bau-bauan, warna dan lain-lain yang dalam hal ini berpengaruh terhadap hasil kerja manusia tersebut.

2. Efek terhadap kerja

Efek psikologis yang paling sederhana dan jelas dari kerja adalah menurunnya motivasi kerja dan kinerja karyawan. Motivasi kerja sangat dibutuhkan oleh individu karyawan sebagai dorongan untuk menciptakan gairah kerja. Kinerja karyawan timbul sebagai respon efektif atau emosional terhadap tugas pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan. Beban kerja yang tinggi akan menyebabkan munculnya stres pada karyawan. Stres kerja disebabkan oleh konflik kerja, beban kerja, waktu kerja, karakteristik tugas, dukungan kelompok dan pengaruh kepemimpinan.

3. Pengertian akselerasi

Akselerasi adalah suatu proses percepatan (acceleration) pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik yang memiliki kemampuan luar biasa (unggul) dalam rangka mencapai target kurikulum Nasional dengan mempertahankan mutu pendidikan sehingga mencapai hasil yang optimal. Dengan kata lain peserta didik dapat menyesuaikan cara belajarnya lebih cepat dari siswa lainnya (siswa yang mengikuti program reguler).
Secara singkat akselerasi mengandung pengertian:Sebagai model pembelajaran yaitu lompat kelas, dimana peserta didik berbakat yang memiliki kemmampuan unggul diberi kesempatan untuk mengikuti pelajaran pada kelas yang lebih tinggi. Kurikulum atau akselerasi program, menunjuk pada peringkasan program sehingga dapat dijalankan dalam waktu yang lebih cepat. Memperoleh konten materi dengan irama yang lebih dipercepat sesuai dengan kemampuan potensial siswa.

Tujuan Penyelenggaraan Program Akselerasi (Percepatan). Tujuan Umum memenuhi kebutuhan peserta didik yangmemiliki karakteristik spesifik dari segi perkembangan kognitif dan afektif. Memenuhi Hak Azasi manusia peserta didik yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan bagi dirinya sendiri.Memenuhi minat intelektual dan perspektif masa depan peserta didik.Memenuhi kebutuhan aktualisasi diri peserta didik.Menimbang peran serta peserta didik sebagai asset masyarakat dan kebutuhan masyarakat untuk pengisian peran.Menyiapkan peserta didik sebagai pemimpin masa depan.

Tujuan KhususMemberikan penghargaan untuk dapat menyelesaikan program pendidikan secara lebih cepat.Meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses pembelajaran peserta didik.Mencegah rasa bosan terhadap iklim kelas yang kurang mendukung berkembangnya potensi keunggulan peserta didik secara optimal. Memacu mutu siswa
untuk peningkatan kecerdasan spiritual, intelektual, dan emosionalnya secara seimbang.

Belajar akselerasi adalah belajar yang dilakukan dengan waktu yang lebih pendek tanpa mengurangi materi yang seharusnya dipelajari. Jika pembelajaran akselerasi berhasil dalam pelaksanaannya dimana tujuan yang diharapkan juga tercapai maka diperoleh beberapa segi positif, yaitu: 1. peserta didik yang potensial dapat menyelesaikan pendidikannya lebih cepat dari waktu biasanya, 2. Efisien dalam waktu, dan 3. Efisien dalam biaya.

4. Efek akselerasi terhadap kerja

Percepatan waktu dalam pembelajaran akselerasi membawa konsekuensi yang tidak ringan baik itu dalam hal penyediaan fasilitas belajar muapun kemampuan kinaerja karyawan untuk melaksanakannya. Jika pembelajaran akselerasi pelaksanaannya sama dengan pembelajaran biasa hanya waktunya saja yang diperpendek maka mustahil tujuan pembelajaran dapat tercapai. Untuk itu perlu dilakukan pembelajaran yang mampu mengoptimalkan kemampuan para pekerja, terutama kemampuan kognitif.

5. Pengertian ilusi

Ilusi adalah sebuah kondisi mempersepsikan berbeda terhadap sebuah obyek, sebagai contoh mengapa ketika anda melihat sebuah permainan sulap sebenarnya anda sedang mengalami ilusi, pesulap melakukan tehnik membuat sebuah obyek dipersepsi berbeda oleh seseorang. Ada yang beranggapan bahwa ilusi terjadi karena ada rangsang sedangkan halusinasi terjadi tanpa ada rangsang, dengan pendapat ini tentu untuk orang awam pengertiannya menjadi sulit dicerna meskipun sebenarnya maksud atau pengertiannnya benar, untuk menyederhanakan arti maka halusinasi adalah merasa melihat obyek tanpa benar – benar ada obyek. Contoh : Seorang klien berusia 35 tahun bernama Tn S merasa mendengar bisikan – bisikan yang mengatakan “kamu jelek, kamu jahat, kamu gak bisa apa – apa”, ketika di evaluasi di lingkungan tidak ada saksi yang mendukung bahwa mereka mendengar suara.

Ilusi adalah suatu persepsi panca indera yang disebabkan adanya rangsangan panca indera yang ditafsirkan secara salah. Dengan kata lain, ilusi adalah interpretasi yang salah dari suatu rangsangan pada panca indera. Sebagai contoh, seorang penderita dengan perasaan yang bersalah, dapat meng-interpretasikan suara gemerisik daun- daun sebagai suara yang mendekatinya. Ilusi sering terjadi pada saat terjadinya ketakutan yang luar biasa pada penderita atau karena intoksikasi, baik yang disebabkan oleh racun, infeksi, maupun pemakaian narkotika dan zat adiktif.

Ilusi terjadi dalam bermacam-macam bentuk, yaitu ilusi visual (penglihatan), akustik (pendengaran), olfaktorik (pembauan), gustatorik (pengecapan), dan ilusi taktil (perabaan).

A. Jenis-jenis ilusi
• llusi fisiologis , seperti yang terjadi pada afterimages atau kesan gambar yang terjadi setelah melihat cahaya yang sangat terang atau elihat pola gambar tertentu dalam waktu lama. Ini diduga merupakan efek yang terjadi pada mata atu otak setelah mndapat rangsangan tertentu secara berlebihan.
• Illusi kognitif diasumsikan terjadi karena anggapan pikiran terhadap sesuatuN diluar.

B. ilusi kognitif dibagi menjadi:
• Illusi ambigu, yaitu gambar atau objek dapat diartikan secara berlainan.
• Illusi distorsi, yaitu terdapat distorsi ukuran, panjang, atau sifat kurva (lurus atau lengkung). Contoh: Illusi Muller-Lyer
• Illusi paradoks, disebabkan karena objek yang paradoksial atau tidak mungkin.
• Illusi Fiksional, didefinisikan sebagai persepsi objek yang sama sekali berbeda bagi seseorang tetapi bukan bagi orang lain, misalnya disebabkan karena schizophrenia atau halusinogen, lebih tepatnya disebut halusinasi.
• Illusi optis adalah illusi yang terjadi karena kesalahan penangkapan mata manusia. Contoh: illusi 1, illusi 2, illusi 3, illusi 4

Contoh Proses kerja persepsi adalah ilusi.
• ilusi adalah :
a. Bukan tipuan /trick
b. Bukan kesalahan persepsi/misperception
c. Ilusi terjadi karena data/info/input sensoris tidak diterjemahkan sebagaimana adanya, tetapi ditam- bahkan hasil pengolahan otak atas dasar penga-laman masa lalu (Kesalahan dalam mengartikan stimulus).

• Faktor Penyebab Ilusi :
a. Faktor alam atau fisik
contoh : kaca, gema
b. Faktor stimulus
contoh : ambigu
c. Faktor individu
contoh : kebiasaan, mental

6. Efek ilusi terhadap kerja
Illusi adalah kesalahan dalam memberikan arti terhadap stimulus yang diterima. Misalnya tonggak dikira sebagai orang yang sedang berdiri.
Faktor-faktor penyebab terjadinya illusi antara lain:
1) Faktor ke-alaman
Illusi terjadi karena faktor alam, misalnya illusi ekho (gema), illusi kaca.
2) Faktor stimulus
a. stimulus yang mempunyai arti lebih dari satu dapat menimbulkan illusi. Misalnya : gambar yang ambiguous.
b. stimulus yang tidak dianalisis lebih lanjut, yang memberikan impresi secara total.
Misalnya Illusi Muller-Lyer,
3) Faktor individu
disebabkan karena adanya kebiasaan dan adanya kesiapan psikologis (mental set).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar