This will pay you dollars just by visit websites..it is callled PTC

LinkGrand.com

Kamis, 04 Maret 2010

Antropometri

PERANAN ANTROPOMETRI DALAM BIDANG ERGONOMIKA

A. PENGERTIAN

Istilah antropometri berasal dari kata “anthro” = manusia dan “metri” = ukuran. Secara definitif antropometri dapat dinyatakan sebagai suatu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Antropometri secara luas digunakan untuk pertimbangan ergonomis dalam suatu perancangan (desain) produk maupun sistem kerja yang akan memerlukan interaksi manusia. Aspek-aspek ergonomi dalam suatu proses rancang bangun fasilitas marupakan faktor yang penting dalam menunjang peningkatan pelayanan jasa produksi.

Antropometri adalah pengukuran dimensi tubuh atau karakteristik fisik tubuh lainnya yang relevan dengan desain tentang sesuatu yang dipakai manusia (Sanders & McCormick -1987, Pheasant -1988, dan Pulat -1992 ).

B. TUJUAN

Tujuan pendekatan antropometri : adalah agar terjadi keserasian antara manusia dengan system kerja (man-machine system), sehingga menjadikan tenaga kerja dapat bekerja secara nyaman, baik dan efisien. Tenaga kerja akan bekerja secara terus menerus pada setiap hari kerja di tempat kerja tersebut. Karena itu perancangan tempat kerja dan peralatan pendukungnya menjadi penting agar sisi buruk yang ada pada setiap produk tidak muncul.

Antropometri merupakan bidang ilmu yang berhubungan dengan dimensi tubuh manusia. Dimensi-dimensi ini dibagi menjadi kelompok statistika dan ukuran persentil. Jika seratus orang berdiri berjajar dari yang terkecil sampai terbesar dalam suatu urutan, hal ini akan dapat diklasifikasikan dari 1 percentile sampai 100 percentile.

Data dimensi manusia ini sangat berguna dalam perancangan produk dengan tujuan mencari keserasian produk dengan manusia yang memakainya. Pemakaian data antropometri mengusahakan semua alat disesuaikan dengan kemampuan manusia, bukan manusia disesuaikan dengan alat.

Rancangan yang mempunyai kompatibilitas tinggi dengan manusia yang memakainya sangat penting untuk mengurangi timbulnya bahaya akibat terjadinya kesalahan kerja akibat adanya kesalahan disain (design-induced error).

Kenyamanan menggunakan alat bergantung pada kesesuaian ukuran alat dengan ukuran manusia. Jika tidak sesuai, maka dalam jangka waktu tertentu akan mengakibatkan stress tubuh antara lain dapat berupa lelah, nyeri, pusing.

Jika disadari bahwa perancangan suatu produk juga dilakukan oleh manusia, maka perancangan sistem manusia-mesin juga tidak lepas dari faktor-faktor manusia karena sebagian dari kesalahan-kesalahan kerja yang terjadi disebabkan oleh rancangan produk yang tidak mempunyai kompatibilitas dengan manusia yang menanganinya. Karena itu seorang perancang produk mempunyai peran besar dalam mengurangi risiko bahaya akibat kesalahan kerja.

Memang kesalahan adalah manusiawi, tetapi penelitian lebih jauh menunjukkan bahwa kesalahan manusia banyak disebabkan kesalahan rancangan produk. Ini menunjukkan bahwa kesalahan manusia berawal pada perancangannya yang ‘tidak manusiawi’ dan berakibat pada tahap pemakaiannya sebagaimana juga pada perawatannya.

C. PERHITUNGAN YANG DITERAPKAN PADA ERGONOMI

Antropometri Posisi Berdiri
Antropometri posisi berdiri untuk diterapkan pada ergonomi yang terpenting adalah :
1. Tinggi badan
2. Tinggi bahu
3. Tinggi pinggul
4. Tinggi siku
5. Depa
6. Panjang lengan

Antropometri Posisi Duduk
Antropometri posisi duduk terpenting yang harus diukur adalah :
1. Tinggi lutut
2.
Lipat lutut punggung
3. Tinggi duduk
4. Lipat lutut telapak kaki
5. Panjang lengan bawah dan lengan

Antropometri kepala
Beberapa bagian yang perlu diukur untuk kepala antara lain :
1. Jarak antara vertek dengan dagu (A)
2.
Jarak antara mata dengan dagu (B)
3. Jarak antara hidung dengan dagu (C)
4. Jarak antara mulut dengan dagu (D)
5. Jarak antara ujung hidung dengan lekukan
lubang hidung (E)
6. Jarak antara ujung hidung dengan kepala
belakang (F)
7. Jarak antarai dengan belakang kepala (G)
8. Jarak antara vertex dengan lekukan di
antara kedua alis (H)
9. Jarak antara vertex dengan daun telinga atas
(I)
10. Jarak antara vertex dengan lubang telinga
(J)
11. Jarak antara vertex dengan daun telinga
bawah (K)
12. Lingkar kepala membujur (L)
13. Lingkar kepala melintang (M)
14. Lebar kepala (N)
15. Jarak antara kedua mata (O)
16. Jarak antara kedua pipi (P)
17. Jarak antara kedua lubang hidung (Q)
18. Jarak antara kedua persendian rahang
bawah (R)
19. Jarak antara kedua daun telinga (S)
20. Jarak antara cuping hidung (T)

Antropometri tangan
Pada antropometri tangan beberapa bagian yang perlu diukur adalah :

1. Panjang tangan (A)

2. Panjang telapak tangan (B)
3. Lebar tangan sampai ibu jari (C)
4. Lebar tangan sampai matakarpal (D)
5. Ketebalan tangan sampai matakarpal (E)
6. Lingkar tangan sampai telunjuk (F)
7. Lingkar tangan sampai ibu jari (G)

Antropometri kaki
Pada antropometri kaki beberapa bagian yang perlu diukur adalah :
1. Panjang kaki (A)
2. Lebar kaki (B)
3. Jarak antara tumit dengan telapak kaki yang lebar (C)
4. Lebar tumit (D)
5. Lingkar telapak kaki (D)
6. Lingkar kaki membujur (E)

Agar dapat mendesain produk sesuai edengan ukuran manusia, maka dalam mendesain produk harus disesuaikan dengan ukuran terbesar (95 th percentile) dan ukuran terkecil tubuh (5 th percentile).

Untuk mendisain produk secara ergonomis yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari atau mendesain produk yang ada pada lingkungan haruslah disesuaikan dengan antropometri manusia yang ada di lingkungan itu sebab bila tidak sesuai maka akan menimbulkan berbagai dampak negatif yang akan terjadi baik dalam waktu jangka pendek maupun jangka panjang.

Senin, 01 Maret 2010

Kurangnya Ke-ergonomisan Pada Mesin Tik


A. Definisi

Mesin Tik Mesin ketik atau mesin tik adalah mesin, atau alat elektronik dengan sebuah set tombol-tombol yang, apabila ditekan, menyebabkan huruf dicetak pada dokumen, biasanya kertas (wikipedia).

Mesin tik membantu kita dalam membuat naskah, makalah atau mengetik informasi lainnya, tetapi penggunaan mesin tik kurang ergonomis. Hal-hal yang membuat mesin tik kurang ergonomic bagi si pemakai antara lain:

1. Keyboard yang keras. Keyboard yang keras membuat jari-jari juga pergelangan tangan kita cepat pegal. Ketegangan pada tangan ini sangat mengganggu apalagi jika informasi yang kita ketik cukup banyak.

2. Tidak adanya tombol “backspace/penghapus. Jika kita salah mengetik kata atau tanda kita biasanya menggunakan tip x atau di coret, tapi tentu saja hal itu membuat ketikan kita menjadi tidak rapi. Meskipun bisa mengganti kertas lain, tetapi akan memakan banyak waktu untuk mengetik secara ulang.

3. Tidak ada menu bar atau tools bar seperti pada computer. Jika kita mengharapkan ketikan kita cepat selesai, dengan mesin tik kita mungkin butuh kesabaran lebih, karena tidak tersedianya menu yang praktis untuk mengedit format pada ketikan kita seperti yang kita inginkan.

4. Tidak tersedianya program file. Kita tidak bisa menyimpan ketikan kita pada mesin tik, karena mesin tik hanyalah alat yang membantu kita untuk mengetik informasi tapi tidak dapat menyimpan apapun. Dan jika kita ingin memasukan data lain kita harus mengetiknya secara ulang.


Kaitannya Dengan Aspek Psikologis


  • Emosi -> ketidak-ergonomisan yang terdapat pada mesin tik ini dapat membuat seseorang kesulitan dalam melakukan pekerjaannya yang melibatkan alat bantu ketik tersebut. Tidak praktisnya dalam penggunaannya membuat seseorang menjadi cepat lelah. Dan jika seseorang sudah merasa lelah maka kesabarannya pun menurun sehingga mempengaruhinya untuk ber-emosi tinggi.
  • Malas Bekerja-> mesin tik yang cara penggunaannya tidak praktis, membuat kita menjadi enggan untuk menggunakannya. Seseorang menunda pekerjaannya karena malas dengan alat bantu kerjanya yang tidak ergonomic, hal ini juga berdampak pada menurunnya kinerja seorang karyawan- jika suatu kantor tertentu masih memakai mesin tik sebagai alat Bantu ketik informasi.